Rabu, 18 Mei 2016

Sejarah



1 Cara masyarakat mewariskan masa lalunya.

Dua cara mewariskan hasil budaya masa lalu pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, yaitu sebagai berikut :
  • Melalui keluarga : adat istiadat dan cerita dongeng.
  • Melalui masyarakat : adat istiadat masyarakat, pertunjukan hiburan dan kepercayaan masyarakat.
  • Unsur-unsur peradaban masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan menurut G.Coedes antara lain sebagai berikut :
1.     memelihara ternak
2.     pengetahuan pelayaran
3.     teknik perundagiaan
4.     sistem kekerabatan matrilineal
5.     kepercayaan animisme,monoisme, dan pemujaan roh halus
6.     organisasi pembagian kerja
7.     teknik pembuatan barang dari tanah
8.     kepercayaan pd penguasa gunung
9.     pemakaman (dolmen,kubur batu)
10.                        mitologi pertentangan dua unsur kosmos.
Menurut Dr.Brandes menjelang masuknya pengaruh Hindu-Budha atau menjelang kehidupan masyarakat Indonesia mengenal tulisan, masyarakat Indonesia telah memiliki 10 unsur pokok kebudayaan asli,yaitu sebagai berikut:
  • bercocok tanam padi
  • mengenal pertunjukan wayang
  • mengenal seni gamelan
  • pandai membatik
  • susunan masyarakat macapat (lapangan,alun-alun,istana,bangunan pemujaan, pasar dan rumah tahanan.
  • mengenal alat tukar perdagangan
  • membuat barang-barang
  • membuat barang-barang logam
  • sebagai bangsa bahari
  • pengetahuan astronomi
  • susunan masyarakat yang teratur.
2. Tradisi sejarah masyarakat Indonesia pada masa pra aksara ( pra sejarah).
unsur-unsur kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa pra sejarah adalah sebagai berikut :
  • sistem kepercayaan
  • sistem kemasyarakatan
  • pertanian
  • kemampuan berlayar
  • sistem bahasa
  • ilmu pengetahuan
  • teknologi
  • sitem ekonomi
  • kesenian

Musik Zaman Impressionisme




 Musik Zaman Impressionisme

      1.PENGERTIAN MUSIK IMPRESIONISME

Musik yang ditandai oleh penggunaan akor-akor disonan yang waktu itu dianggap menyimpang dari kaidah yang telah mapan di masyarakat. Paduan nada yang kurang disenangi masyarakat justru menjadi mode khususnya untuk menutup suatu kadens.Percampuran nada-nada yang halus, dan motif-motif yang dibangun dari instrumentasi warna suara.

2.SEJARAH MUSIK IMPRESSIONISME

      Musik zaman impresionisme yang berkembang setelah zaman romantik,banyak dipengaruhi oleh dunia seni lukis.Komponis Debussy merupakan salah satu komponis yang berkarya pada masa ini. Komponis Debussy banyak mengeksplorasi warna-warna suara baru dengan menggunakan akord-akord disonan.

       Aliran impresionisme muncul pada abad xx(1900-an).Pada tahun 1900,terjadi reaksi yang menentang musik romantik.Reaksi ini dinyatakan dalam aliran impresionisme yang diprakarsai oleh Claude Debussy dan Maurice Ravel.Debussy memberontak aliran romantik di Jerman dengan menggunakan melodi dan harmoni yang memiliki kualitas baru berdasarkan sistem tangga nada Whole Tone(Tangga nada yang intervalnya berjarak 1).

       Musik impresionis dihasilkan dari romantis dan musik rakyat akhir berevolusi. Dalam Debussy sebelum musik impresionisme telah mengungkapkan beberapa faktor di FF Chopin, F. Liszt, E. Grieg, П. Mussorgsky dan C.-A. Frank, R. Wagner antara karya-karya lain. Chopin sepenuhnya menyadari nilai warna akan sebagai musik independen merupakan faktor penting. Rumit, kabur, harmoni warna yang kaya Grieg, tetapi juga dapat digambarkan dengan temperamen Impresionisme tertentu.

Musik abad ini disebut Zaman Impressionisme.

1) Ada musik atonal ekspresionisme,yaitu musik tanpa nada dasar namun penuh ekspresi.
2) Pergerakan melodi mengalir dengan ritmik yang aneh dan eksspresif.Banyak yang menganggapnya seperti not yang tanpa arti.
3) Pada zaman ini,seluruh bentuk dan jenis bunyi diizinkan.
4) Ritmik bisa sangat kompleks,terdengar aneh namun ekspresif.
5) Komosisi bisa sangat bervariasi,sebab merupakan hasil improvisasi dan perubahan.

3.KARAKTERISTIK MUSIK IMPRESIONISME
      
a.       Media Penyajian

      Permainan musik iringan banyak diperuntuntukkan bagi penari dan vokalis perorangan.Lagu-lagu koor gereja sebagian besar berbentuk akapella.Penggunaan alat musik
flute dan klarinet selalu diarahkan untuk suara beregister rendah, sedangkan violin untuk register tinggi. Di samping itu, alat-alat musik trompet, horn, selesta, dan glokkenspiel mulai digemari untuk memainkan kalimat lagu pendek.

        b.Ritme

      Sebagian besar karya-karya pada zaman Impressionisme ditandai dengan gerakan akor-akor paralel. Bahkan, mulai kelihatan kegemaran masyarakat dengan pemakaian akor-akor sembilan dengan denyutan-denyutan bas dari akor sustain.Hampir sebagian besar karya musik zaman impresionisme ditandai dengan ketukan bertekanan berat.Karya musiknya sering terjadi pergantian tanda tempo dan berirama yang berlebihan.

       c.Melodi

      Pada zaman Impressionisme ditandai dengan penggunaan melodi dan tangga nada yang dipengaruhi oleh musik gamelan.Gerakan melodi zaman ini masih banyak menggunakan langkah-langkah pendek yang digunakan untuk musik gregorian.Melodii untuk suara tenor.


4.TOKOH MUSIK IMPRESSIONISME


1.Achille Claude Debussy

Achille-Claude Debussy (lahir 22 Agustus 1862 – meninggal 25 Maret 1918 pada umur 55 tahun) adalah komponis berkebangsaan Perancis. Musiknya dianggap sebagai peralihan dari zaman musik romantik ke musik modern di awal abad ke-20. Bersama dengan Maurice Ravel, ia merupakan salah satu figur utama dalam bidang musik impressioniss walau ia sendiri kurang menyukai pemberian nama aliran tersebut.  
 
      Achille Claude Debussy lahir dalam keluarga miskin di Perancis pada tahun 1862.Namun hadiah yang mencolok yaitu piano mengirimnya ke konservatorium Paris pada usia 11 tahun.Pada usia 22,ia memenangkan Prix de Roma,yang dibiayai dua tahun belajar musik lebih lanjut di ibukota Italia.Setelah pergantian abad,Debussy membuktikan dirinya sebagai tokoh musik Perancis selama perang dunia 1.Sementara Paris sedang dibom oleh angkatan udara Jerman ,ia menyerah pada kanker usus besar pada usia 55.                                                         

2.Joseph Maurice Ravel

 k
Joseph Maurice Ravel (7 Maret 1875-28 Desember 1937) adalah seorang komposer Perancis yang dikenal terutama kehebatannya dalam memainkan melodi,ahli orkestra,pencipta harmoni yang menggugah pencipta instrumen tekstur dan efek yang unik.Bersama Debussy,ia adalah salah satu tokoh yang paling menonjol terkait dengan musik aliran impresionis.

      Dengan beberapa karyanya yaitu Ma mere I’oye,Concerto pour piano et orchestra,Bolero,dan masih banyak lagi.Ravel lahir di Ciboure,Perancis.Ibunya Basque sementara ayahnya adalah seorang penemu Swiss dan industralis.



3.Bella Bartok


  (lahir 25 Maret 1881-meninggal 26 September 1945 pada umur 64 tahun) adalah seorang komposer dan pianis Hungaria,dianggap sebagai salah seorang komposer pada abad ke-20.Melalui koleksi dan pembelajarannya terhadap musik impressionisme.

4. George Gershwin

  George Gershwin adalah komponis dan penulis lagu asal Amerika Serikat. Hampir seluruh karyanya diciptakan bersama kakak laki-laki tertuanya, penulis lirik Ira Gershwin. 







Upacara Ruwatan




UPACARA RUWATAN


I. ARTI UPACARA RUWATAN

Ruwatan kui kasil saka tetembungan ngruwat sing artine yaiku ngopeni.
Dene Upacara Ruwatan kui nduweni teges ngresiki, lan nyuceakake menungso saka kasusahan batin kanthi ngenengake upacara kang biasane nanggap wayang purwa, kanthi lakon “Murwa Kala”.
Ruwatan iku salahsijining upacara adat Jawa sing tujuane kanggo mbebasake manungsa, utawa wilayah saka ancaman bahaya. Inti upacara ruwatan iki sejatine ndonga, nyenyuwun perlindungan marang Gusti Allah saka ancaman bahaya-bahaya umpamane bencana alam lan liyane, uga ndonga nyuwun pengampunan dosa-dosa lan kesalahan-kesalahan sing wis dilakoni, sing isa nyebabake bencana utawa sing dianggep bakal nuwuhake sial.

II. ASAL USUL

Upacara Ruwatan iku sejatine asale saka cerita wayang purwa, yaiku sinebut Murwakala utawa Purwakala. Purwa ateges asal utawa pembuka, Kala artine bencana. Dadi, Purwakala tegese asal saka bencana. Crita kui nyritaake babagan asal usul lahire raseksa jenenge Kala.
Crita singkate ngene :
Wektu kui Bathara Guru lagi omong-omongan karo garwane, yaiku Dewi Uma. Mabur ning dhuwur samudro
numpak lembu Andhini. Bathara Guru ora bisa nahan nafsu, kepengen dadi siji marang Dewi Uma. Nanging Dewi Uma ora gelem. Akhire wenihe (sperma) Bathara Guru tiba ning donya, lan malih dadi makhluk sing gedhe, yaiku raseksa. Raseksa kui mau mabur ning kayangan nggoleki bapake, yaiku Bathara Guru. Bathara Guru ngakoni menawa kui putrane, lan raseksa kui dijenengke Bathara Kala. Kala takon karo bapake, menungsa sing koyo piye sing ethuk dadi pakanane. Bathara Guru njawab, yaiku manungsa sing kalebu anak sukerta, yaiku sing duweni nasib sial amarga lairane utawa menungso sing nduweni dosa. Kala medhuk nyang donya lan nggoleki mangsane. Bathara Guru lagi sadar menawa sing kalebu anak sukerta kuwi akeh banget. Menawa Kala ora dicegah menungso ning donya bakal enthek dipangan Kala. Akhire Bathara Guru nduweni syarat kanggo anak sukerto menawa ora pengen dipangan Bathara Kala kudu nganaake upacara Ruwatan. Lan Kala bakal bali ning asale menawa disangoni sesaji.

Amarga kuwi, kanggo ngilangake sial, wong Jawa nganaake upacara Ruwatan kanggo anak sukerto, kanggo ngusir Bathara Kala. Upacara Ruwatan nganggo nanggap wayangan sing lakone Bathara Kala, karo nyediaake sesaji kanggo sangu Bathara Kala lungo nyang panggonane.

III. TUJUAN

Ruwatan iku tujuane kanggo mbalekake neng keadaan sedurunge, maksude keadaan saiki sing kurang apik dibalekake neng keadaan sudurunge sing apik. Tujuan liya ruwatan yaiku mbebasake wong utawa barang utawa desa saka ancaman bencana sing kemungkinan bakal kedadiyan dadi isa dianggep yen upacara adat iki sejatine kanggo tolak bala utawa mbuang sial.

IV. JENISE RUWATAN

1. Ruwatan kanggo awake dewe
Ruwatan kanggo awake dewe kui nduweni tujuan kanggo ngresiki salahsiji uwong sing dianggep bakal sial, utawa wis gawe dosa. Biasane mung ditebus nganggo mertapa, poso, utawa nganaake slametan.
2. Ruwatan kanggo lingkungan
Ruwatan sing kanggo lingkungan, upamane omah. Tujuane :
- Nguwenehi pager ghoib kanggo nahan, nolak, lan mindahake apa wae sing asipat negatif sing ono ning omah kui, utawa sing arep mlebu ning moah sing diruwat. Biasane nganggo tumbal (sesaji) sing diperloake.
- Nguwenehi pager ghoib, supaya uwong sing nduweni niat ala ora iso mlebu ning omah kui.
- Nguwenehi pager ghoib kanggo nggurung utawa nolak setan.
3. Ruwatan kanggo daerah
Ruwatan Daerah iku kanggo nolak bencana utawa bahaya ning daerah. Biasane nanggap wayang purwa sing dilakoni wayah bengi. Tujuan liyane yaiku dedonga supaya daerah kang diruwat kui makmur, ayem, lan tentrem.

V. ANAK SUKERTA

Miturut kepustakaan ” Pakem Ruwatan Murwa Kala “ Javanologi gabungan saka pirang-pirang sumber, antarane saka Serat Centhini ( Sri Paku Buwana V ), uwong sing kudu diruwat kui jenenge anak utawa uwong ” Sukerta ”. Sing kalebu anak Sukerta yaiku :
1. Ontang-Anting, yaiku anak tunggal lanang utawa wedhok.
2. Uger-Uger Lawang, yaiku anal loro lanang kabeh.
3. Sendhang kapit Pancuran, yaiku anak 3 sing mbarep lan ragil lanang lan anak sing kaping loro wedhok.
4. Pancuran Kapit Sendhang, yaiku anak 3, sing mbarep lan ragil wedhok lan anak sing nomer loro lanang.
5. Anak Bungkus, yaiku anak sing lahir kebungkus karo placenta.
6. Anak Kembar, yaiku anak loro sing lair bareng, lanang utawa wadon kabeh, utawa “kembar dampit” yaiku kembar siji lanang siji wedhok.
7. Kembang Sepasang, yaiku anak loro wedhok kabeh.
8. Kendhana-Kendhini, yaiku anak loro, siji lanang siji wedhok.
9. Saramba, yaiku anak lanang kabeh, cacahe 4.
10. Srimpi, yaiku anak wedhok kabeh, cacahe 4
11. Mancalaputra atau Pandawa, yaiku anak 5 lanang kabeh.
12. Mancalaputri, yaiku anak 5 wedhok kabeh.
13. Pipilan, yaiku anak 5, sing 4 wedhok, lan sing siji lanang.
14. Padangan, yaiku anak 5, sing 4 lanang, lan siji wedhok.
15. Julung Pujud, yaiku anak sing lair pas matahari angslep.
16. Julung Wangi, yaiku anak sing lair pas matahari njedul.
17. Julung Sungsang, yaiku anak sing lair pas jam 12 awan.
18. Tiba Ungker, yaiku anak sing lair, terus mati.
19. Jempina, yaiku anak sing mati pas umur 7 sasi ning weteng.
20. Tiba Sampir, yaiku anak sing lair kalungan usus.
21. Margana, yaiku anak sing lair pas perjalanan.
22. Wahana, yaiku anak sing lair ning ngarep omah utawa ning latar ngomah.
23. Siwah atau Salewah, yaiku anak sing lair nduweni 2 macem werna kulit, ireng lan putih.
24. Bule, yaiku anak sing lair nduweni kulit koyo bule.
25. Kresna, yaiku anak sing lair nduweni kulit ireng.
26. Walika, yaiku anal sing lair prematur utawa cilik banget.
27. Wungkuk, yaiku anak sing lair nduweni geger sing bengkok.
28. Dengkak, yaiku anak sing lair nduweni geger sing nonjol, koyo geger onta.
29. Wujil, yaiku anak sing dilairke cebol.
30. Lawang Menga, yaiku anak sing dilarke pas anane “candakala” yaiku langit sing katon abang.
31. Made, yaiku anak sing dilairke ora nganggo lambaran/kloso.
32. Uwong sing ngliwet, ngebrukke ” Dandhang “ (wadah sing kanggo ngiwet).
33. Mwcahke ” Pipisan ” lan nugelke ” Gandik “ (landesan lan watu sing kanggo ngaluske bumbu).
34. Uwong sing manggon ning omah sing ora enek ” tutup keyonge “
35. Uwong sing bobok ning dhuwur kasur ora ngganggo sprei (sing dinggo nutup kasur).
36. Uwong sing nggawe pajangan utawa hiasan ora nganggo samir utawa godhong gedhang.
37. Uwong sing duwe lumbung pari utawa kopra sing ora nganggo alas lan payon.
38. Uwong sing delehake barang ( dandhang misale ) ora dikei tutup.
39. Uwong sing nggawe kutu sing ijeh urip.
40. Uwong sing ngadhek ning tengah lawang.
41. Uwong sing ndodok ning ngarep lawang.
42. Uwong sing songgowang.
43. Uwong sing senengane ngobong kulit bawang.
44. Uwong sing nggatukke barang siji lan sijine (misale dandhang didu karo dandhang).
45. Uwong sing seneng ngobong rambut.
46. Uwong sing senengane ngobong kloso sing seko pring.
47. Uwong sing senengane ngobong kayu uwit “kelor”.
48. Uwong sing senenge ngobong balung.
49. Uwong sing senengene nyapu ora ditutukke, utawa ora diobong sisan.
50. Uwong sing senenge ngguwang uyah.
51. Uwong sing mbuwang regetan saka jendela.
52. Uwong sing mbuwang regetan ning longan.
53. Uwong sing bobok pas srengenge njedul.
54. Uwong sing bobok pas srengenge angslup ( wayah surup ).
55. Uwong sing menek uwit pas jam 12 awan ( wayah bedhug ).
56. Uwong sing bobok pas jam 12 awan.
57. Uwong sing ngliwet trus ditinggal lungo.
58. Uwong sing seneng ngakoni duweke wong liyo.
59. Uwong sing senenge ninggal beras ning ” lesung ”.
60. Uwong sing ngambrukke pemean “wijen”.

VI. PIRANTI RUWATAN

Ana pirang-pirang piranti sing kudhu eneng ning upacara ruwatan. Piranti sing digunaake miturut adat ning daerah dianeake ruwatan kui. Antarane :
• Piranti kanggo nanggap wayang kulit purwa, lakon “Murwa Kala”, yaiku :
1. Gamelan Jawa
2. Wayang Kulit sak kotak, komplit
3. Kelir utawa kain
4. Blencong utawa lampu minyak

• Sesajen kang kudhu disediaake yaiku :
1. Tuwuhan, antarane ana gedhang raja sing uwis mateng lan apik, sing ditegor karo gagange, lan cengkir gading utawa kelapa enom, wit tebu karo godhonge, godhong ringin, godhong elo, godhong apa-apa, godhong serep, godhong alang-alang, godhong meja lan kara, lan godhong kluwih sing sakabehe ditali ngadhek ning cagak lawang. Nduweni teges dadi hiasan lan penyuwunan.
2. Kembang mayang loro, sing uwis dipaes, diselehake ning mburi kelir kiwo lan tengen, kembang setaman ning bokor, diselehake ning ngarepe dhalang sing bakal dinggo kanggo ngedusi Batara Kala, lan wong sing diruwat.
3. Geni utawa watu areng ning jero anglo, kipas, lan kemenyan sing bakal digunaake Kyai Dalang salebeting tanggapan.
4. Kain mori putih kurang luwih dowone 3 meter, digelar ning ngisor debog panggungan saka kelir nyanti sak mburining kelir lan diwenehi kembang mawar ning ngarepe kelir nganti panggonan lenggahe Dalang. Dene ning mburi kelir pinangka panggonan lelenggahane Uwong sing diruwat kanti nganggo selimut kain mori putih.
5. Gawangan kelir sisih nduwur, dipaes nganggo kain batik sing anyar, cacahe 5, antarane kain sindur, kain bango tulak lan dikei pari segedeng.
• Macem-macem sega sing kudhu ana, yaiku :
1. Sega Golong nganggo goreng-gorengan, pindang kluwih, pecel pithik, Nasi golong dengan perlengkapannya, goreng-gorengan, pindang kluwih, pecel ayam, sayur menir.
2. Sega Wuduk nganggo iwak lembaran, lalaban, timun, lombok gedhe, abang lan ijo, brambang, lan dele ireng.
3. Sega Kuning nganggo ondog pithik sing didadar, cacah telu, lan srundeng.
• Macem-macem bubur/jenang, yaiku :
1. Jenang abang
2. Jenang putih,
3. Jenang kaleh,
4. Jenang baro-baro (bubur sing werna-werna).

• Macem-macem jajanan pasar, yaiku :
Gedhang raja, jambu, salak, suruh sing dikei duwit, gula jawa, kelapa, jajanan arupa blingo sing dikei werna abang, kemenyan kembang, banyu sing diwadahke cupu, jarum lan benang ireng-putih, kaca cilik, kendi sing isine banyu, empluk (kacang ijo, dele, kluwak, kemiri, gereh, endhog pithik, dan duwit sak sen).

• Piranti liyane, yaiku :
1. Benang lawe, minyak kelapa kanggo lampu blencong.
2. Arupa kewan-kewanan misale manuk dara, pithik, utawa bebek.

VII. TATA CARA RUWATAN

Tata cara ruwatan antarane :

• Nanggap wayang purwa kanthi lakon “Murwa Kala”
Kanggo keluarga sing ora mampu nanggap wayang, isoh ngundang dhalange wae, tanpa nganggo gamelan lan wayange. Dhalange iso crita wae babagan lakon “Murwa Kala”.
• Dhalang mau bakal mimpin upacara cukuran rambutlan siraman. Sing bakal nyukur yaiku wong tuwa saka anak sing bakal diruwat. Rambut sing dicukur bakal dilarung bareng karo sesajen sing disediaake.
• Kanngo syarat, dijukuk sithik wae geteh saka asal siale. Getheh kui bakal dilarung. Carane njukuk getheh yakui nganggo ri, trus dioleske ning kapuk putih. Ri karo kapuke mau dilarung karo:
1. Beras 4 kg
2. Slawat 1 Dirham (duit regane emas 1 gram)
3. Pithik
4. Teklek (sandal saka kayu)
5. Benang Lawe sagulung
6. Endhok pithik sing lagi metu, durung enek sedina
7. Gula setangkep (gula Jawa sapasang), gula pasir 1 kg
8. Rambut sing dicukur
9. Kelapa 1 cacahe
Kelapa, benang lawe, telur ayam, kapas lan ri dilabuh karo maca: “Ingsung ora mbuwang klapa lan isine, ananging mbuwang apa kang ndadekake apesing awakku”.


VIII. PIWULANG NING UPACARA RUWATAN 

Upacara Ruwatan sing dianaake wong Jawa ora bisa ditegesake utuhan. Menawa digateake, upacara Ruwatan kui ora mung upacara nanggap wayang, nyukur rambut, lan nglarung sesajen nangging uga nduweni makna saka urut-urutaning Upacara. Intine, Upacara Ruwatan kuwi nduweni piwulang :
1. Menawa didelok syarat-syarate ruwatan, mesti ameh kabeh menungsa kuwi kudu diruwat. Kuwi nuduhake rasa pepeling supaya menungsa kereb sedekah kanggo kaslametan kita. Sakbenere kuwi ora kudhu ngganggo upacara ruwatan amarga ruwatan kuwi karana katentreman ing jero ati.
2. Ruwatan mesti enek kaitane karo Batara Kala. Sakbenere, Kala kuwi artine wektu. Nduweni ateges supaya menungsa bisa ngurmati wektu, uga wedi karo wektu. Tuladhane, mbesok saben menungsa bakal meruhi mati.
3. Ruwatan kanggo ngresiki dosa-dosa kita. Nduweni teges supaya kita tansah tumindak sing apik, lan ngedohi tuindak sing ala, sing bisa ndadeake uripe menungsa ora tentrem.